Sikap yang sehat, bagi saya, adalah memandang pemerintah bukan sebagai dewa yang tak bisa berbuat salah sehingga tak boleh dikritik; juga bukan setan yang tak mungkin berbuat benar.
:toast
Quote:
JAKARTA, Jaringnews.com - Akhir-akhir ini, kita kerap mendengar 'kasak-kusuk politik' dari sejumlah kalangan yang tak sabar menunggu waktu, dan hendak melengserkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mereka menganggap (belum tentu anggapan mereka benar) bahwa Presiden SBY gagal memimpin Indonesia, dan karena itu harus dilengserkan sekarang juga. Kaum penggegas ini tak mau menunggu proses politik yang wajar yang sudah diatur dalam konstitusi kita, sesuai dengan Pasal 7 dalam UUD kita mengenai term jabatan presiden. Salah satu jebakan berbahaya dalam demokrasi adalah ketidaksabaran mengikuti proses, dan kemudian tergoda untuk mem-by pass aturan main yang sudah disepakati bersama. Setelah era reformasi, harapan masyarakat memang melambung drastis, setelah bertahun-tahun mengalami situasi politik yang tertekan. Inilah momen yang kerap disebut sebagai 'euforia politik' suasana kegembiraan berluap-lupa. Sementara itu, kemampuan lembaga-lembaga negara untuk memenuhi harapan itu tidaklah sebesar ekspektasi rakyat, terutama kelas menengah kota yang biasanya kritis dan well-informed. Di sinilah terjadi kekecewaan dan perasaan 'tercurangi' (sense of betrayal). Sudah kerap kita mendengar keluhan sejumlah kalangan di masyarakat bahwa reformasi ternyata hanyalah membawa keadaan 'repot-nasi'. >>> Baca selengkapnya |
ErlanggaD 03 Jan, 2012
-
Source: http://ideguenews.blogspot.com/2012/01/ulil-abshar-abdalla-bukan-dewa-tetapi.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com